BELAJAR TANPA BATAS, BERBAGI TANPA HENTI – ILMU SEMAKIN BERHARGA KETIKA DIBAGIKAN

Audio-Lingual Method (ALM)

 Oleh : Syahrul, M.Pd

A. Pendahuluan

Seiring perkembangan kebutuhan komunikasi lintas budaya dan globalisasi, pembelajaran bahasa asing menjadi semakin penting. Dalam konteks tersebut, berbagai metode pembelajaran bahasa berkembang dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik peserta didik. Salah satu metode yang pernah menjadi dominan di abad ke-20 adalah Audio-Lingual Method (ALM). Metode ini menekankan pada pengulangan pola (pattern drills), pembentukan kebiasaan bahasa, dan meniru penutur asli sebagai pendekatan untuk membangun kompetensi lisan. 

B. Apa Itu Audio-Lingual Method (ALM)?

Audio-Lingual Method adalah metode pembelajaran bahasa yang didasarkan pada teori behaviorisme dan strukturalisme. Metode ini menekankan pada pembentukan kebiasaan melalui pengulangan (drills) dan latihan mendengarkan serta berbicara, dengan sedikit atau tanpa penjelasan tata bahasa secara eksplisit.

Menurut Richards dan Rodgers (2001), ALM adalah pendekatan yang berfokus pada keterampilan mendengar dan berbicara terlebih dahulu sebelum membaca dan menulis, menggunakan teknik pengulangan dan penguatan positif untuk membentuk kebiasaan bahasa yang benar. Pembelajaran dalam ALM berpusat pada struktur pola kalimat dan respons otomatis, mirip dengan proses pembentukan kebiasaan dalam behaviorisme. Metode ini efektif dalam konteks yang menuntut kemampuan mendengar dan berbicara secara cepat.

Brown (2007) menyoroti bahwa meskipun ALM memberikan keterampilan lisan yang kuat, metode ini seringkali gagal mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konteks budaya. Karena itu, ALM lebih cocok untuk tahap awal pembelajaran atau untuk keperluan spesifik seperti pelatihan militer atau diplomasi. sementara Larsen-Freeman (2000) menambahkan bahwa meskipun pendekatan ini tidak lagi dominan, teknik-tekniknya masih digunakan dalam pengajaran modern, terutama dalam pelatihan pelafalan dan kecepatan respons verbal.

C. Sejarah dan Latar Belakang

Audio-Lingual Method berkembang pada tahun 1940-an dan 1950-an di Amerika Serikat, terutama karena kebutuhan militer AS untuk menguasai bahasa asing secara cepat selama Perang Dunia II. Proyek pelatihan bahasa militer ini dikenal sebagai Army Specialized Training Program (ASTP), yang kemudian menginspirasi perkembangan metode ALM.

Larsen-Freeman (2000) menyebutkan bahwa ALM merupakan respon terhadap kelemahan Grammar-Translation Method yang tidak mampu menghasilkan pembelajar yang fasih berbicara. Berbasis pada psikologi behaviorisme B.F. Skinner, metode ini percaya bahwa bahasa adalah sekumpulan kebiasaan, dan pembelajaran terjadi melalui pengulangan dan penguatan.

D. Prinsip dan Cara Penggunaan Audio-Lingual Method

Audio-Lingual Method memiliki prinsip utama bahwa bahasa dapat dikuasai secara efektif melalui pembentukan kebiasaan mendengarkan dan berbicara terlebih dahulu. Langkah-langkah implementasi metode ini meliputi:

  1. Dialog Sebagai Inti Pembelajaran
    Pelajaran dimulai dengan dialog yang harus dihafal siswa.
    Dialog ini mencerminkan situasi nyata sehari-hari.
  2. Latihan Pola (Pattern Practice)
    Guru memberikan berbagai jenis drills seperti:
    • Repetition drills (pengulangan)
    • Substitution drills (penggantian kata)
    • Transformation drills (mengubah bentuk kalimat)
    • Question-and-answer drills
  3. Minim Penjelasan Grammar
    Tata bahasa dipelajari secara induktif dari pola-pola yang digunakan, bukan dijelaskan secara eksplisit.
  4. Feedback dan Koreksi Langsung
    Kesalahan langsung dikoreksi untuk mencegah pembentukan kebiasaan yang salah.

E. Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

     Dialog Model:

     A: Where do you live?
     B: I live in Jakarta.

     Latihan Substitution Drill:

          Teacher: I live in Jakarta.
          Student: I live in Surabaya.
          Teacher: He lives in Jakarta.
          Student: He lives in Surabaya.

    Transformation Drill:

          Teacher: I live in Jakarta. (make it negative)
          Student: I do not live in Jakarta.

    Repetition Drill:

         Teacher: She goes to school every day.
         Student: She goes to school every day.

    Aktivitas ini melatih struktur kalimat dan pelafalan secara otomatis, sesuai prinsip behaviorisme.

F. Kelebihan & Kelemahan 

    Kelebihan:

  • Meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengar secara cepat.
  • Mengembangkan respons otomatis dalam penggunaan bahasa.
  • Menekankan akurasi dan pelafalan.

    Kelemahan:

  • Minim pemahaman konteks dan makna bahasa.
  • Tidak mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
  • Mengabaikan keterampilan menulis dan membaca.
  • Berpotensi membuat siswa bosan karena repetisi yang berlebihan.

G. Kesimpulan

    Audio-Lingual Method merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang mengandalkan pengulangan dan latihan lisan sebagai cara utama membentuk kebiasaan berbahasa. Meskipun popularitasnya telah menurun, teknik-teknik dalam ALM masih relevan dan berguna dalam mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan. Guru dapat memanfaatkan aspek positif dari metode ini dengan menggabungkannya bersama pendekatan komunikatif yang lebih kontekstual dan kreatif.

H.  Daftar Kepustakaan

  • Brown, H. D. (2007). Principles of Language Learning and Teaching (5th ed.). Pearson Longman.
  • Larsen-Freeman, D. (2000). Techniques and Principles in Language Teaching (2nd ed.). Oxford University Press.
  • Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and Methods in Language Teaching (2nd ed.). Cambridge University Press.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Audio-Lingual Method (ALM)"

Posting Komentar