Content-Based Instruction (CBI)
Oleh: Syahrul, M.Pd
A. Pendahuluan
Di tengah meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari
bahasa asing secara kontekstual dan bermakna, pendekatan Content-Based
Instruction (CBI) hadir sebagai solusi yang menyatukan pembelajaran
bahasa dan pengembangan pengetahuan akademik. Dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris, CBI menjadi pendekatan yang
tidak hanya mengajarkan kemampuan linguistik, tetapi juga menyampaikan konten
atau materi dari disiplin ilmu lain. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar
bahasa, tetapi juga belajar melalui bahasa.
B. Apa Itu Content-Based Instruction (CBI)?
Content-Based
Instruction (CBI) adalah pendekatan dalam pengajaran bahasa yang
menjadikan materi non-bahasa sebagai inti dari proses
pembelajaran. Bahasa diajarkan melalui konten akademik atau tematik, bukan
sebagai tujuan utama, tetapi sebagai alat untuk memahami dan menyampaikan isi
tersebut.
Menurut
Brinton, Snow, dan Wesche (2003), CBI adalah pendekatan pengajaran kedua yang
mengintegrasikan pembelajaran bahasa dengan pengajaran isi akademik, dengan
asumsi bahwa bahasa dipelajari lebih efektif ketika digunakan untuk memahami
informasi yang bermakna dan menarik bagi pelajar. Metode ini
menggabungkan language learning dan content learning ke
dalam satu proses, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi bahasa sekaligus
pengetahuan akademik.
Brinton,
Snow, & Wesche (2003) menjelaskan bahwa CBI menempatkan pelajar dalam konteks otentik, yang
secara alami mendorong mereka untuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk
memperoleh informasi, bukan hanya untuk mempelajari aturan bahasa. Snow
(2001) menekankan bahwa CBI meningkatkan motivasi siswa karena mereka
merasa kegiatan belajar memiliki tujuan nyata di luar ruang kelas. Sementara Genesee
(1994) menyatakan bahwa CBI efektif dalam mengembangkan literasi
akademik karena pendekatan ini mengintegrasikan pengembangan bahasa dan isi,
yang sangat penting dalam konteks sekolah dan universitas. Grabe
& Stoller (1997) juga menyatakan bahwa CBI adalah “a powerful
means of providing second language learners with contextualized input,
meaningful activities, and opportunities for negotiation of meaning.”
Namun, Lightbown & Spada (2013) mengingatkan
bahwa keberhasilan CBI sangat bergantung pada kemampuan guru untuk
mengintegrasikan konten dan bahasa secara seimbang. Guru yang terlalu fokus pada konten bisa
mengabaikan kebutuhan bahasa siswa.
C. Sejarah dan Latar Belakang
CBI
berkembang dari gerakan pendidikan bilingual dan English for Specific Purposes
(ESP) pada tahun 1960-an dan 1970-an. Dalam konteks Amerika Serikat, CBI
dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada imigran dan
pelajar internasional yang ingin menguasai materi pelajaran sekolah atau
universitas.
Pendekatan ini kemudian
diperkuat oleh teori pemerolehan bahasa kedua yang menekankan pentingnya input
bermakna dalam proses belajar. Krashen (1982), melalui teori Input
Hypothesis, menegaskan bahwa pelajar bahasa akan lebih berhasil ketika
mereka terpapar pada materi yang sedikit lebih tinggi dari tingkat kompetensi
mereka, dan materi tersebut menarik atau bermakna secara pribadi. CBI
juga banyak digunakan dalam konteks English for Academic Purposes (EAP)
dan immersion programs, seperti French immersion di Kanada.
D. Prinsip Dasar dan Penerapan CBI
CBI berlandaskan pada beberapa prinsip
utama, yaitu:
1. Integrasi konten dan bahasa
Materi pelajaran (seperti sains, sejarah, matematika) menjadi konteks untuk
mengembangkan keterampilan bahasa.
2. Kegiatan bermakna dan autentik
Siswa menggunakan bahasa untuk belajar hal nyata yang mereka butuhkan atau
minati.
3. Fokus pada makna tanpa mengabaikan bentuk
Struktur bahasa diajarkan sesuai kebutuhan dalam konteks materi, bukan
dalam latihan terisolasi.
4. Pengembangan keterampilan berbahasa secara terpadu
Listening, speaking, reading, dan writing dikembangkan bersamaan melalui
eksplorasi topik tertentu.
E. Jenis-Jenis Model CBI (Brinton et al., 2003):
- Theme-based Instruction:
- Pelajaran
berfokus pada topik tertentu (misalnya "climate change"), di
mana siswa belajar bahasa dalam konteks tema tersebut.
- Sheltered
Content Instruction:
- Digunakan
dalam konteks akademik, di mana materi pelajaran diajarkan dalam bahasa
target, namun dengan modifikasi agar lebih mudah dipahami siswa bahasa
kedua.
- Adjunct
Model:
- Siswa
mengambil dua kelas secara bersamaan: satu kelas konten akademik, dan satu
kelas bahasa yang mendukung materi konten tersebut.
F. Contoh Penerapan CBI dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Topik: Ekosistem
(Science)
·
Listening: Menyimak video dokumenter pendek tentang
rantai makanan.
·
Reading: Membaca
teks ekspositori tentang jenis-jenis ekosistem.
·
Speaking: Diskusi kelompok tentang dampak kerusakan
ekosistem lokal.
·
Writing: Menulis
laporan tentang satu jenis ekosistem yang dipelajari.
Topik: Global Warming (Geography)
·
Menganalisis grafik suhu dunia.
·
Membaca artikel ilmiah populer.
·
Membuat presentasi tentang solusi pengurangan
emisi karbon.
Aktivitas ini bukan hanya
mengembangkan kemampuan linguistik, tetapi juga berpikir kritis, literasi
akademik, dan pemahaman lintas disiplin.
G. Kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan
·
Mengembangkan kemampuan bahasa sekaligus
pengetahuan akademik.
·
Meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa.
·
Menciptakan pembelajaran kontekstual dan bermakna.
·
Menyiapkan siswa untuk studi lanjutan dalam bahasa
target.
Kelemahan:
·
Membutuhkan guru dengan kemampuan ganda (bahasa
dan bidang konten).
·
Bisa terlalu menantang bagi siswa dengan tingkat
bahasa rendah.
·
Evaluasi pembelajaran yg kompleks (konten & bahasa
harus dievaluasi secara bersamaan).
H. Kesimpulan
Content-Based
Instruction adalah
pendekatan yang sangat relevan dalam pembelajaran bahasa Inggris, terutama di
era globalisasi dan pembelajaran lintas disiplin. Dengan mengintegrasikan
pengajaran bahasa dan konten akademik, CBI memungkinkan siswa untuk mempelajari
bahasa secara kontekstual, alami, dan bermakna. Walaupun penerapannya
memerlukan perencanaan dan kompetensi guru yang tinggi, manfaat jangka
panjangnya dalam membentuk pelajar yang komunikatif dan berpengetahuan luas
sangat signifikan.
I. Daftar Kepustakaan
- Brinton, D. M.,
Snow, M. A., & Wesche, M. B. (2003). Content-Based Second
Language Instruction (2nd ed.). University of Michigan Press.
- Grabe, W., & Stoller, F. L. (1997). Content-Based
Instruction: Research Foundations. In M. A. Snow & D. M. Brinton
(Eds.), The Content-Based Classroom: Perspectives on Integrating
Language and Content (pp. 5–21). Longman.
- Krashen, S. D.
(1982). Principles and Practice in Second Language Acquisition.
Pergamon Press.
- Genesee, F.
(1994). Educating Second Language Children: The Whole Child, the
Whole Curriculum, the Whole Community. Cambridge University Press.
- Lightbown, P. M.,
& Spada, N. (2013). How Languages are Learned (4th
ed.). Oxford University Press.
- Snow, M. A. (2001).
Content-Based and Immersion Models for Second and Foreign Language
Teaching. In M. Celce-Murcia (Ed.), Teaching English as a Second
or Foreign Language (3rd ed., pp. 303–318). Heinle & Heinle.
0 Response to "Content-Based Instruction (CBI)"
Posting Komentar