Jangan lelah untuk berbagi sebagai wujud rasa syukur atas nikmat-ALLAH SWT.

23 Mar 2023

Penelitian Korelasi

 

Penelitian jenis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Penelitian korelasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang kedua variabel tersebut, dan kemudian menganalisis data tersebut untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan seberapa kuat hubungan tersebut.

Penelitian korelasi sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti ilmu sosial, psikologi, dan ekonomi. Contoh penelitian korelasi antara lain adalah:

  1. Penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan penghasilannya, dan seberapa kuat hubungan tersebut.
  2. Penelitian tentang hubungan antara kebiasaan membaca komik berbahasa inggris dengan penguasaan kosakata Bahasa inggris. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara habit atau kebiasaan membaca komik yang menggunakan Bahasa Inggris dengan kemampuan dan daya serapnya terhadap kosa kata yang ditemuai, dan seberapa kuat hubungan tersebut.
  3. Penelitian tentang hubungan antara motivasi dan performa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi kerja seseorang dengan performa kerjanya, dan seberapa kuat hubungan tersebut.

Dalam melakukan penelitian korelasi, penting untuk memilih teknik analisis statistik yang tepat, seperti analisis korelasi Pearson product-moment atau Spearman rho. Selain itu, juga penting untuk memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis korelasi, diantaranya.

  1. Kedua variabel harus berdistribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat diperiksa dengan menguji normalitas data dengan uji normalitas seperti uji Shapiro-Wilk atau uji Kolmogorov-Smirnov.
  2. Kedua variabel harus memiliki varians yang homogen, artinya variabilitas dari kedua variabel harus sekitar sama besar. Hal ini dapat diperiksa dengan uji homogenitas varians seperti uji Levene atau uji Brown-Forsythe.
  3. Kedua variabel harus berhubungan linear atau memiliki hubungan yang dapat diprediksi dengan baik dengan garis lurus. Jika hubungan antara kedua variabel tidak linear, maka analisis korelasi Pearson product-moment tidak cocok untuk digunakan.
  4. Syarat variabel harus berskala interval atau rasio, karena analisis korelasi Pearson product-moment hanya berlaku untuk variabel-variabel berkelanjutan.

Setelah memenuhi syarat-syarat di atas, analisis korelasi Pearson product-moment dapat dilakukan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel. Statistik yang dihasilkan dari analisis ini adalah koefisien korelasi Pearson product-moment (r), yang menunjukkan seberapa kuat hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi berkisar dari -1 hingga 1, dengan nilai positif menunjukkan hubungan positif dan nilai negatif menunjukkan hubungan negatif. Koefisien korelasi nol menunjukkan tidak ada hubungan antara dua variabel.

Namun, penting untuk diingat bahwa koefisien korelasi Pearson product-moment hanya mengukur hubungan linier antara dua variabel, dan tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan hubungan sebab-akibat atau menggambarkan kausalitas antara dua variabel.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar