Konsep skala pengukuran dalam instrumen penelitian merujuk pada jenis-jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel dalam suatu penelitian. Skala pengukuran digunakan untuk memberikan nilai atau angka pada variabel penelitian yang kemudian dapat diolah dengan analisis statistik. Skala pengukuran instrumen penelitian memiliki beberapa fungsi penting dalam penelitian, antara lain:
1.
Menentukan jenis data yang
dikumpulkan: Skala pengukuran membantu peneliti untuk menentukan jenis data
yang akan dikumpulkan, apakah data nominal, ordinal, interval, atau rasio. Hal
ini penting karena akan mempengaruhi jenis analisis statistik yang akan
digunakan.
2. Memastikan validitas dan
reliabilitas data: Dalam memilih skala pengukuran, peneliti perlu memastikan
bahwa data yang dikumpulkan valid dan reliabel. Validitas mengacu pada sejauh
mana instrumen pengukuran benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk
diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran
konsisten dalam mengukur variabel yang sama.
3. Memudahkan analisis statistik:
Pemilihan skala pengukuran yang tepat dapat memudahkan analisis statistik yang
akan dilakukan. Misalnya, jika data yang dikumpulkan bersifat nominal, maka
analisis statistik yang tepat adalah uji chi-square atau uji proporsi,
sedangkan jika data bersifat interval atau rasio, maka analisis statistik yang
tepat adalah uji t, ANOVA, atau regresi.
4. Memperoleh informasi yang akurat:
Dengan memilih skala pengukuran yang tepat, peneliti dapat memperoleh informasi
yang akurat tentang variabel yang diteliti. Hal ini akan membantu dalam membuat
kesimpulan dan rekomendasi yang berdasarkan data yang tepat dan akurat.
Ada empat jenis skala pengukuran dalam instrumen penelitian, yaitu:
Skala Nominal
Skala
ini digunakan untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan data ke dalam
kategori-kategori atau nama-nama yang tidak memiliki tingkatan atau urutan yang
jelas. Contohnya, jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), status pernikahan
(kawin atau belum kawin), agama (Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dll), atau
warna kulit (putih, hitam, kuning, dll).
Dalam
skala nominal, setiap nilai atau kategori yang diberikan pada variabel hanya
memiliki arti sebagai label atau nama yang merepresentasikan kelompok tertentu.
Oleh karena itu, tidak ada nilai atau angka yang dapat diberikan pada setiap
kategori, sehingga operasi matematika seperti penambahan, pengurangan,
perkalian, atau pembagian tidak dapat dilakukan pada skala nominal.
Skala
nominal digunakan dalam berbagai bidang penelitian, seperti ilmu sosial,
psikologi, kedokteran, atau pendidikan, untuk mengklasifikasikan data dan
melakukan analisis statistik yang sesuai, seperti uji chi-square atau uji
regresi logistik.
Skala
Ordinal
Skala ini digunakan untuk mengukur
variabel yang memiliki tingkatan atau urutan, tetapi jarak antara tingkatan
tidak sama atau tidak diketahui. Skala ordinal sering digunakan dalam
penelitian untuk mengukur variabel seperti tingkat pendidikan, status sosial,
atau tingkat kepuasan.
Dalam skala ordinal, setiap
nilai atau kategori memiliki urutan atau tingkatan yang jelas, tetapi tidak ada
jarak antara setiap tingkatan. Contohnya, dalam skala ordinal tingkat
pendidikan, urutannya adalah SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, tetapi jarak antara SD
dan SMP, atau antara D3 dan S1 tidak sama atau tidak diketahui. Oleh karena
itu, hanya perbandingan yang mungkin dilakukan pada skala ordinal, seperti
"lebih tinggi dari", "lebih rendah dari", atau "sama
dengan".
Dalam analisis statistik, skala
ordinal dapat dianalisis menggunakan teknik statistik non-parametrik seperti
uji Mann-Whitney atau uji Kruskal-Wallis. Namun, perlu diingat bahwa skala
ordinal hanya memberikan informasi tentang urutan atau tingkatan, dan tidak
memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara setiap tingkatan.
Skala
Interval
Skala ini digunakan untuk mengukur
variabel yang memiliki tingkatan atau urutan yang jelas dan memiliki jarak
antara setiap tingkatan yang sama. Skala interval biasanya digunakan untuk
mengukur variabel seperti suhu, waktu, atau skala IQ.
Dalam skala interval, setiap nilai
atau kategori memiliki jarak atau interval yang sama, sehingga perbandingan
yang dilakukan dapat memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara
setiap tingkatan. Contohnya, pada skala interval suhu Celsius, jarak antara 0°C
dan 10°C sama dengan jarak antara 20°C dan 30°C. Oleh karena itu, operasi
matematika seperti penambahan, pengurangan, dan perkalian dapat dilakukan pada
skala interval.
Namun, skala interval tidak
memiliki titik nol yang absolut, artinya nilai 0 tidak sama dengan tidak adanya
variabel. Contohnya, suhu 0°C tidak sama dengan tidak ada suhu, karena pada
skala interval suhu masih ada suhu di bawah 0°C seperti suhu minus. Oleh karena
itu, operasi pembagian tidak dapat dilakukan pada skala interval.
Dalam analisis statistik, skala
interval dapat dianalisis menggunakan teknik statistik parametrik seperti
regresi linear atau analisis varian (ANOVA). Namun, perlu diingat bahwa skala
interval memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara setiap tingkatan,
tetapi tidak memberikan informasi tentang hubungan kausal antara variabel.
Skala
Rasio
Skala rasio adalah salah satu jenis
skala pengukuran variabel dalam penelitian yang paling lengkap dan kuat. Skala
rasio memiliki karakteristik yang sama dengan skala interval, yaitu memiliki
urutan atau tingkatan yang jelas dan memiliki jarak antara setiap tingkatan
yang sama, serta memiliki titik nol yang absolut.
Titik nol pada skala rasio memiliki
arti absolut, artinya nilai 0 pada variabel tersebut sama dengan tidak adanya
variabel. Contohnya, pada skala rasio, panjang, berat, usia, dan jumlah uang
adalah variabel yang diukur menggunakan skala rasio.
Dalam skala rasio, operasi
matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dapat
dilakukan, dan memberikan interpretasi yang bermakna. Misalnya, jika seseorang
memiliki berat badan 60 kg dan beratnya naik 10 kg, maka berat badannya menjadi
70 kg, dan penambahan 10 kg memberikan makna yang sama di setiap tingkatan.
Dalam analisis statistik, skala
rasio dapat dianalisis menggunakan teknik statistik parametrik seperti regresi
linear, uji-t, atau analisis varian (ANOVA). Selain itu, skala rasio juga
memberikan informasi tentang hubungan kausal antara variabel dan dapat
digunakan dalam berbagai jenis penelitian, seperti penelitian kuantitatif dan
eksperimental.
Dengan demikian, pemilihan skala pengukuran yang tepat merupakan hal yang penting dalam penelitian. Skala pengukuran yang tepat akan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang valid dan reliabel, serta menganalisis data secara akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar