Jangan lelah untuk berbagi sebagai wujud rasa syukur atas nikmat-ALLAH SWT.

26 Mar 2023

SKALA PENGUKURAN INSTRUMEN PENELITIAN

 

Konsep skala pengukuran dalam instrumen penelitian merujuk pada jenis-jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel dalam suatu penelitian. Skala pengukuran digunakan untuk memberikan nilai atau angka pada variabel penelitian yang kemudian dapat diolah dengan analisis statistik. Skala pengukuran instrumen penelitian memiliki beberapa fungsi penting dalam penelitian, antara lain:

1.     Menentukan jenis data yang dikumpulkan: Skala pengukuran membantu peneliti untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, apakah data nominal, ordinal, interval, atau rasio. Hal ini penting karena akan mempengaruhi jenis analisis statistik yang akan digunakan.

2.  Memastikan validitas dan reliabilitas data: Dalam memilih skala pengukuran, peneliti perlu memastikan bahwa data yang dikumpulkan valid dan reliabel. Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran konsisten dalam mengukur variabel yang sama.

3.   Memudahkan analisis statistik: Pemilihan skala pengukuran yang tepat dapat memudahkan analisis statistik yang akan dilakukan. Misalnya, jika data yang dikumpulkan bersifat nominal, maka analisis statistik yang tepat adalah uji chi-square atau uji proporsi, sedangkan jika data bersifat interval atau rasio, maka analisis statistik yang tepat adalah uji t, ANOVA, atau regresi.

4.  Memperoleh informasi yang akurat: Dengan memilih skala pengukuran yang tepat, peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat tentang variabel yang diteliti. Hal ini akan membantu dalam membuat kesimpulan dan rekomendasi yang berdasarkan data yang tepat dan akurat.

 Ada empat jenis skala pengukuran dalam instrumen penelitian, yaitu:

Skala Nominal

Skala ini digunakan untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan data ke dalam kategori-kategori atau nama-nama yang tidak memiliki tingkatan atau urutan yang jelas. Contohnya, jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), status pernikahan (kawin atau belum kawin), agama (Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dll), atau warna kulit (putih, hitam, kuning, dll).

Dalam skala nominal, setiap nilai atau kategori yang diberikan pada variabel hanya memiliki arti sebagai label atau nama yang merepresentasikan kelompok tertentu. Oleh karena itu, tidak ada nilai atau angka yang dapat diberikan pada setiap kategori, sehingga operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian tidak dapat dilakukan pada skala nominal.

Skala nominal digunakan dalam berbagai bidang penelitian, seperti ilmu sosial, psikologi, kedokteran, atau pendidikan, untuk mengklasifikasikan data dan melakukan analisis statistik yang sesuai, seperti uji chi-square atau uji regresi logistik.

Skala Ordinal

Skala ini digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki tingkatan atau urutan, tetapi jarak antara tingkatan tidak sama atau tidak diketahui. Skala ordinal sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur variabel seperti tingkat pendidikan, status sosial, atau tingkat kepuasan.

 Dalam skala ordinal, setiap nilai atau kategori memiliki urutan atau tingkatan yang jelas, tetapi tidak ada jarak antara setiap tingkatan. Contohnya, dalam skala ordinal tingkat pendidikan, urutannya adalah SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, tetapi jarak antara SD dan SMP, atau antara D3 dan S1 tidak sama atau tidak diketahui. Oleh karena itu, hanya perbandingan yang mungkin dilakukan pada skala ordinal, seperti "lebih tinggi dari", "lebih rendah dari", atau "sama dengan".

Dalam analisis statistik, skala ordinal dapat dianalisis menggunakan teknik statistik non-parametrik seperti uji Mann-Whitney atau uji Kruskal-Wallis. Namun, perlu diingat bahwa skala ordinal hanya memberikan informasi tentang urutan atau tingkatan, dan tidak memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara setiap tingkatan.

Skala Interval

Skala ini digunakan untuk mengukur variabel yang memiliki tingkatan atau urutan yang jelas dan memiliki jarak antara setiap tingkatan yang sama. Skala interval biasanya digunakan untuk mengukur variabel seperti suhu, waktu, atau skala IQ.

Dalam skala interval, setiap nilai atau kategori memiliki jarak atau interval yang sama, sehingga perbandingan yang dilakukan dapat memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara setiap tingkatan. Contohnya, pada skala interval suhu Celsius, jarak antara 0°C dan 10°C sama dengan jarak antara 20°C dan 30°C. Oleh karena itu, operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, dan perkalian dapat dilakukan pada skala interval.

Namun, skala interval tidak memiliki titik nol yang absolut, artinya nilai 0 tidak sama dengan tidak adanya variabel. Contohnya, suhu 0°C tidak sama dengan tidak ada suhu, karena pada skala interval suhu masih ada suhu di bawah 0°C seperti suhu minus. Oleh karena itu, operasi pembagian tidak dapat dilakukan pada skala interval.

Dalam analisis statistik, skala interval dapat dianalisis menggunakan teknik statistik parametrik seperti regresi linear atau analisis varian (ANOVA). Namun, perlu diingat bahwa skala interval memberikan informasi tentang besaran atau jumlah antara setiap tingkatan, tetapi tidak memberikan informasi tentang hubungan kausal antara variabel.

Skala Rasio

Skala rasio adalah salah satu jenis skala pengukuran variabel dalam penelitian yang paling lengkap dan kuat. Skala rasio memiliki karakteristik yang sama dengan skala interval, yaitu memiliki urutan atau tingkatan yang jelas dan memiliki jarak antara setiap tingkatan yang sama, serta memiliki titik nol yang absolut.

Titik nol pada skala rasio memiliki arti absolut, artinya nilai 0 pada variabel tersebut sama dengan tidak adanya variabel. Contohnya, pada skala rasio, panjang, berat, usia, dan jumlah uang adalah variabel yang diukur menggunakan skala rasio.

Dalam skala rasio, operasi matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dapat dilakukan, dan memberikan interpretasi yang bermakna. Misalnya, jika seseorang memiliki berat badan 60 kg dan beratnya naik 10 kg, maka berat badannya menjadi 70 kg, dan penambahan 10 kg memberikan makna yang sama di setiap tingkatan.

Dalam analisis statistik, skala rasio dapat dianalisis menggunakan teknik statistik parametrik seperti regresi linear, uji-t, atau analisis varian (ANOVA). Selain itu, skala rasio juga memberikan informasi tentang hubungan kausal antara variabel dan dapat digunakan dalam berbagai jenis penelitian, seperti penelitian kuantitatif dan eksperimental.

Dengan demikian, pemilihan skala pengukuran yang tepat merupakan hal yang penting dalam penelitian. Skala pengukuran yang tepat akan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang valid dan reliabel, serta menganalisis data secara akurat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar