Metode Lexical Approach
Oleh: Syahrul, M.Pd
A. Pendahuluan
Tradisi pengajaran bahasa asing selama bertahun-tahun berfokus pada struktur tata bahasa (grammar) dan kosa kata sebagai elemen terpisah. Namun, pendekatan ini dinilai tidak cukup menggambarkan bagaimana bahasa benar-benar digunakan dalam komunikasi nyata. Dalam konteks ini, muncul Lexical Approach, sebuah metode yang menekankan bahwa kosa kata – bukan grammar – adalah inti dari pembelajaran bahasa. Pendekatan ini memandang bahwa bahasa terdiri atas "chunks" atau lexical units yang seharusnya diajarkan secara utuh.
B. Apa Itu Lexical Approach?
Lexical Approach adalah pendekatan dalam
pembelajaran bahasa yang berfokus pada pengajaran kumpulan kata (lexical
chunks) seperti collocations, idioms, phrasal verbs, fixed
expressions, dan semi-fixed expressions, bukan hanya pada kata
satuan atau struktur tata bahasa. Pendekatan ini dikembangkan secara
komprehensif oleh Michael Lewis (1993) dalam bukunya The Lexical
Approach.
Menurut Lewis (1993), “Language consists of grammaticalized lexis, not lexicalized grammar.” Ini berarti struktur bahasa dibangun dari kosa kata yang telah terbentuk (lexis), bukan sebaliknya. Dalam praktiknya, siswa diajak untuk mengenali dan menggunakan frasa atau pola kata yang sering muncul bersama dalam konteks autentik. Lebih lanjut Lewis (1993, 1997) menegaskan bahwa lexis menyediakan fondasi utama komunikasi dan bahwa pengajaran bahasa seharusnya fokus pada kolokasi dan ekspresi tetap. Schmitt (2000) juga mendukung pendekatan ini, dengan menyatakan bahwa penguasaan formulaic language sangat penting dalam kefasihan berbicara dan menulis. Willis (2003) menyarankan bahwa Lexical Approach dapat dipadukan dengan Task-Based Language Teaching (TBLT) untuk memberikan input bermakna dan mendorong produksi bahasa yang alami. Nation (2001) menambahkan bahwa sekitar 50–60% komunikasi harian terdiri dari lexical chunks, menunjukkan pentingnya pengajaran frasa daripada hanya kosa kata individual.
C. Sejarah dan
Perkembangan
Lexical
Approach berkembang sebagai respons terhadap keterbatasan pendekatan
tradisional berbasis grammar. Gagasan awalnya muncul dari pengamatan atas corpus
linguistics yaitu studi bahasa berdasarkan kumpulan besar data nyata
(real-life language use). Penelitian seperti COBUILD project (Collins
Birmingham University International Language Database) menunjukkan bahwa
dalam penggunaan nyata, penutur asli lebih sering menggunakan frasa atau chunks
daripada kalimat yang sepenuhnya dibentuk oleh aturan grammar.
Perkembangan ini menginspirasi Michael Lewis untuk mengembangkan pendekatan berbasis leksis yang lebih relevan dengan bahasa yang sebenarnya digunakan oleh penutur asli.
D. Ciri-Ciri Lexical Approach
Menurut Nation (2001) dan Harwood (2002), ciri khas
pendekatan leksikal meliputi:
- Fokus pada lexical chunks daripada
aturan grammar.
- Penekanan pada input bahasa yang kaya
dan autentik.
- Pengembangan noticing skills
(kesadaran terhadap pola kata).
- Penggunaan corpus-based
materials.
- Eksplorasi terhadap collocation (kata-kata yang lazim muncul bersama, seperti "strong tea", bukan "powerful tea").
E. Bagaimana Menggunakan Lexical Approach dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris
Langkah-Langkah Implementasi:
- Pilih
Materi Autentik:
Gunakan teks atau audio yang berasal dari sumber nyata (artikel, video YouTube, percakapan sehari-hari). - Identifikasi Lexical Chunks:
Ajak siswa menyoroti frasa atau ekspresi tetap seperti “at the end of the day”, “make a decision”, “I’m afraid I can’t…”, dan sebagainya. - Pemberian
Latihan Kontekstual:
Buat aktivitas seperti melengkapi dialog, mencocokkan ekspresi dengan situasi, atau membuat ulang kalimat dengan ekspresi yang berbeda. - Noticing and Recording:
Minta siswa mencatat lexical chunks dalam lexical notebook atau vocabulary journal. - Praktik
Produksi:
Siswa membuat percakapan, presentasi, atau menulis paragraf menggunakan ekspresi yang telah dipelajari.
Contoh Penerapan dalam
Kelas Bahasa Inggris
Topik: Expressing Opinions in Discussion
Materi:
- Lexical chunks
seperti:
- In my opinion...
- I believe
that...
- From my
perspective...
- That’s a good
point, but...
- Let me add
something...
Langkah Aktivitas:
- Guru memutar video diskusi singkat antara dua
pembicara.
- Siswa mendengarkan dan mencatat ekspresi yang
digunakan.
- Siswa berdiskusi berpasangan menggunakan
ekspresi tersebut.
- Guru memberi umpan balik dan memperkaya daftar ekspresi.
F. Kelebihan dan Kekurangan Lexical Approach
Kelebihan:
- Meningkatkan fluency dan keaslian berbahasa.
- Mempersiapkan siswa untuk konteks nyata dan
spontan.
- Mengurangi beban kognitif karena chunk lebih
mudah diakses daripada membentuk kalimat dari awal.
Kekurangan:
- Kurangnya panduan grammar eksplisit bisa
membingungkan pelajar pemula.
- Sulit mengembangkan materi pembelajaran jika
tidak didukung corpus atau database kata.
- Guru harus berperan aktif sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengenali pola.
G. Kesimpulan
Lexical Approach menawarkan cara pandang baru dalam pengajaran bahasa Inggris, dengan menempatkan lexis sebagai pusat dalam proses belajar. Pendekatan ini mengarahkan siswa untuk belajar bahasa seperti penutur asli: melalui pola, frasa tetap, dan penggunaan nyata. Dengan memperkaya input dan mendorong kesadaran terhadap kolokasi, siswa akan mampu menggunakan bahasa secara lebih alami dan efektif.
H. Referensi
- Lewis, M. (1993). The
Lexical Approach: The State of ELT and a Way Forward. Hove: Language
Teaching Publications.
- Lewis, M. (1997). Implementing
the Lexical Approach: Putting Theory into Practice. Hove: Language
Teaching Publications.
- Nation, I. S. P.
(2001). Learning Vocabulary in Another Language. Cambridge
University Press.
- Schmitt, N. (2000). Vocabulary
in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
- Harwood, N. (2002).
What do we mean by "word"?. ELT Journal, 56(4), 377–386.
- Willis, D. (2003). Rules,
Patterns and Words: Grammar and Lexis in English Language Teaching.
Cambridge University Press.
0 Response to "Metode Lexical Approach"
Posting Komentar