Penelitian quasi eksperimen
dan true eksperimen adalah dua metode yang sering digunakan dalam ilmu
sosial dan pendidikan untuk mengevaluasi hubungan sebab-akibat. Keduanya
bertujuan untuk mengukur efek suatu intervensi, tetapi ada perbedaan signifikan
dalam desain dan validitas internal.
True Eksperimen
True eksperimen adalah
metode penelitian yang sangat diandalkan dalam mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat karena melibatkan randomisasi partisipan ke dalam kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Randomisasi ini memastikan bahwa setiap
perbedaan hasil antara kelompok dapat secara langsung dikaitkan dengan
intervensi yang diberikan, bukan faktor lain yang tidak terkontrol.
Donald T. Campbell dan
Julian C. Stanley, dalam buku mereka yang direvisi pada tahun 2015, Experimental
and Quasi-Experimental Designs for Research, menekankan bahwa “true
eksperimen dengan randomisasi adalah metode paling valid untuk menentukan
hubungan sebab-akibat karena mengurangi kemungkinan bias atau pengaruh variabel
pengganggu.” Mereka menggarisbawahi pentingnya randomisasi dan kontrol yang
ketat dalam menjaga validitas internal, yang merupakan keunggulan utama dari
true eksperimen.
Quasi-Eksperimen
Quasi-eksperimen, di sisi
lain, tidak melibatkan randomisasi, yang membuatnya lebih fleksibel dan sering
digunakan dalam situasi di mana randomisasi tidak memungkinkan atau tidak etis.
Dalam quasi-eksperimen, peneliti tetap membandingkan kelompok yang menerima
intervensi dengan kelompok yang tidak, tetapi pembagian kelompok dilakukan
berdasarkan faktor-faktor lain selain acak.
Thomas D. Cook dan Donald
T. Campbell, dalam revisi terbaru karya mereka pada tahun 2014, Quasi-Experimentation:
Design & Analysis Issues for Field Settings, menjelaskan bahwa
“quasi-eksperimen adalah alternatif yang diperlukan ketika randomisasi tidak
memungkinkan, namun harus diakui bahwa tanpa randomisasi, terdapat risiko yang
lebih besar bahwa variabel luar akan mempengaruhi hasil, sehingga membuat
kesimpulan sebab-akibat menjadi kurang pasti.” Hal ini menekankan bahwa
meskipun quasi-eksperimen dapat memberikan wawasan berharga, risiko bias lebih
tinggi karena kontrol terhadap variabel luar tidak sekuat dalam true
eksperimen.
Perbedaan Utama
Perbedaan prosedur antara
penelitian eksperimen murni dan eksperimen kuasi terletak pada populasi dan
sampel yang digunakan. Dalam penelitian eksperimen murni, sampel yang digunakan
dalam eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono, 2012: 112).
True eksperimen, dengan
randomisasi, menawarkan validitas internal yang lebih tinggi karena lebih mampu
mengontrol variabel luar. Sebaliknya, quasi-eksperimen lebih rentan terhadap
bias dan variabel gangguan, namun menawarkan fleksibilitas yang lebih besar,
terutama dalam konteks dunia nyata di mana randomisasi mungkin tidak praktis
atau tidak etis.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, true
eksperimen dianggap sebagai metode yang lebih kuat dalam menentukan hubungan
sebab-akibat, seperti yang ditegaskan oleh Campbell dan Stanley. Namun, ketika
kondisi praktis menghalangi randomisasi, quasi-eksperimen menjadi alternatif
yang berharga, meskipun dengan risiko bias yang lebih tinggi, sebagaimana
diungkapkan oleh Cook dan Campbell. Kedua metode ini memiliki tempat
masing-masing dalam penelitian, tergantung pada konteks dan tujuan studi.
Referensi:
Campbell,
D. T., & Stanley, J. C. (2015). *Experimental and Quasi-Experimental
Designs for Research (Revised Edition). Chicago: Rand McNally College Publishing
Company.
Cook,
T. D., & Campbell, D. T. (2014). *Quasi-Experimentation: Design &
Analysis Issues for Field Settings (Revised Edition). Boston: Houghton Mifflin.
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Penerbit Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar